Senin, 21 November 2011

Review Film: "Alangkah Lucunya Negeri Ini"


Pada hari Senin, 7 Nopember 2011, mata kuliah Keterampilan Interpersonal yang diisi oleh Bapak Sholiq mengajak para mahasiswanya untuk menonton film, termasuk saya. Film tersebut berjudul “Alangkah Lucunya Negri Ini”. Setelah menonton film tersebut, kita harus dapat menangkap maksud atau pesan pesan dari film tersebut. Disini saya akan mebahas terlebih dahulu review dari film tersebut kemudian saya akan menanggapi tentang film tersebut setelahnya.

            Film “Alangkah Lucunya Negri Ini” disutradarai oleh aktor sekaligus sutradara senior, Deddy Mizwar. Beliau juga bermain di dalam film ini sebagai ayah dari pemeran utama, Reza Rahardian. Film ini diproduseri oleh Zairin Zain dan juga dibintangi oleh banyak aktor dan aktris terkenal lainnya seperti Slamet Rahardjo, Jaja Mihardja, Tio Pakusadewo, Asrul Dahlan, Ratu Tika Bravani, Rina Hasyim, Sakurta Ginting, Sonia, Teuku Edwin, dkk. Film yang dirilis 15 April 2010 dan berdurasikan 105 menit ini mencoba mengangkat potret nyata dalam kehidupan Bangsa Indonesia dalam hal sosial dan ekonomi. Ditambah oleh komedi yang dibawakan kocak oleh para pemainnya, film ini menjadi semakin menarik.

         Awal cerita film ini yaitu ketika Muluk (diperankan Reza Rahardian) mulai “galau” karena sejak lulus S1, setelah hampir 2 tahun belum juga mendapatkan pekerjaan. Meskipun selalu gagal tetapi Muluk tidak pernah berputus asa. Pada suatu hari, ia bertemu dengan pencopet bernama Komet dan tak disangka membuka peluang pekerjaan bagi Muluk. Komet membawa Muluk ke markasnya, lalu memperkenalkan kepada bosnya bernama Jarot (diperankan Tio Pakusadewo). Muluk kaget karena di markas itu berkumpul anak-anak seusia Komet yang pekerjannya adalah mencopet. Akal Muluk berputar dan melihat peluang yang ia tawarkan kepada Jarot. Ia meyakinkan Jarot bahwa ia dapat mengelola keuangan mereka yang notabene diperoleh dari hasil mencopet, dan meminta imbalan 10%, termasuk biaya mendidik mereka. Usaha yang dikelola Muluk berbuah, namun di hati kecilnya tergerak niat untuk mengarahkan para pencopet agar mau mengubah profesi mereka menjadi pengasong. Dibantu dua rekannya yang juga sarjana, Muluk membagi tugas mereka untuk mengajar agama, baca tulis, budi pekerti dan kewarganegaraan.




            Setelah para pencopet tersebut mulai terdidik, Muluk dkk mulai menawarkan para poencopet tersebut untuk berhenti mencopet dan mulai menjadi pengasong. Awalnya mereka semua tidak mau dan kembali lagi menjadi pencopet. Tetapi pada akhirnya mereka berpikir ulang dan akhirnya mau menjadi pengasong. Tetapi di akhir cerita, pencopet-pencopet yang sedang mengasong tersebut terkena razia oleh POLPP, mereka memang tidak tertangkap tetapi Muluk , yang saat itu sedang berada di TKP berani menjadi penanggung jawab dan akhirnya dialah yang dibawa ke kantor POLPP.




Tanggapan saya tentang film ini.....

            Menurut saya, film ini sangat menarik dan patut ditonton terutama oleh generasi muda bangsa ini. Karena di film ini terdapat banyak nilai moral yang dapat diperoleh dan kita juga dapat melihat kenyataan apa yang sedang terjadi di bangsa ini. Kita sebagai bangsa muda Indonesia, sudah seharusnya mulai berusaha dari sekarang untuk mengubah keadaan tersebut apalagi kita adalah mahasiswa yang mempunyai salah satu fungsi yaitu “Agent of Change” yang berarti pembawa perubahan. Dari film ini juga dapat saya tangkap hikmah bahwa cara yang kita lakukan sekarang menentukan kesuksesan nantinya. Di film ini, memang cara yang dilakukan sudah benar tetapi uang yang menjadi modal mereka yang notabene dari hasil mencopet tidaklah halal. Kita di kehidupan nyata janganlah meniru cara ini. Lebih baik kita mencari modal dengan cara lain misalnya meminjam di koperasi atau bank. Tetapi disisi lain, saya sangat salut dengan pemeran Muluk dkk yang tidak mengenal putus asa saat membimbing para pencopet dan mengajarkan mereka untuk berubah. Saya juga salut dengan para pencopet yang mau berusaha belajar dan berusah berubah untuk menjadikan kehidupan mereka lebih baik.

Tidak ada komentar: